Soul Calibur V: Sebuah Era Baru untuk Franchise Lawas
Dari semua franchise game fighting yang lahir di industri game, Soul Calibur harus diakui merupakan salah satu yang paling unik. Ketika game fighting lain datang dengan pertempuran tangan kosong, Soul Calibur menjadikan pertarungan senjata dan keunikannya sebagai nilai jual yang paling utama. Setelah berhasil mencapai kesuksesan dengan empat seri sebelumnya, Namco Bandai akhirnya merilis Soul Calibur V ke pasaran. Tidak hanya hadir sebagai sebuah seri selanjutnya, Soul Calibur V diklaim akan menjadi sebuah seri Soul Calibur yang berbeda. Timeline 17 tahun yang digunakan oleh Namco Bandai menjadi dasar untuk mengembangkan franchise ini ke arah yang baru.
Visualisasi yang lebih menawan mungkin menjadi kesan pertama yang terekam jelas begitu Anda memainkan Soul Calibur V untuk pertama kalinya. Memang mengagumkan melihat bagaimana konsol dengan teknologi yang terbatas masih mampu menghadirkan game dengan kualitas seperti ini. Namun pada akhirnya, bukan sekedar aksesoris mata yang menjadi nilai jual utama dari game ini. Soul Calibur V menawarkan banyak hal lainnya, termasuk merombak beberapa hal yang selama ini sudah menjadi identitas utamanya. Agak terlalu awal jika melihat Soul Calibur V sebagai seri reboot karena Namco Bandai masih membawa banyak elemen lama di dalamnya. Sebagai sebuah seri yang mengawali era baru? Ini menjadi ungkapan yang lebih tepat.
Namun apa yang ditawarkan oleh game ini benar-benar melebihi apa yang terlihat dari mata semata. Bagaimana dengan performance Soul Calibur V secara keseluruhan? Apa yang membuat seri ini berbeda dibandingkan seri-seri sebelumnya? Mana yang menjadi kekuatan dan kelemahannya yang paling signifikan? Hal inilah yang akan kita bahasa di review kali ini.
Plot
Kejahatan selalu kalah pada kebenaran, dan kegelapan pun akhirnya harus bertekuk lutut pada cahaya. Ungkapan inilah yang paling tepat untuk menggambarkan ending di Soul Calibur IV. Setelah pertempuran yang begitu panjang dan melelahkan, Sigfried akhirnya berhasil menyarangkan Soul Calibur ke tubuh Nightmare dan menewaskan musuh bebuyutannya tersebut. Walaupun ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup manusia tersebut sudah hancur berkeping-keping, namun eksistensinya tidak mudah dihilangkan begitu saja. Kepingan Soul Edge yang hancur oleh Sigfried menyebar ke seluruh daratan Eropa dan menciptakan Malfested – mereka yang terinfeksi oleh kekuatan gelap Edge.Hadirlah sang karakter utama baru bernama Patroklos, seorang remaja yang sedang berada dalam “misi suci” untuk menyelamatkan keluarga dan dunianya. Malfested yang menyebar begitu luas ternyata berdampak tragedi bagi kehidupan Patroklos. Di usianya yang muda, ia harus menghadapi kenyataan bahwa ia harus kehilangan sosok sang ibu yang harus tewas di tangan para Malfested dan sekaligus menculik adik perempuannya – Pyrrha. Patroklos berpetualang menyusuri lusnya daratan Eropa untuk mencari sumber Malfested yang paling bertanggung jawab atas penderitaan yang harus ia jalani sejak muda. Tidak hanya itu saja, Patroklos sendiri tidak pernah berhenti untuk mencari keberadaan sang adik yang tidak lagi terlihat sejak 17 tahun yang lalu. Siapakah orang tua Patroklos dan Pyrrha? Tidak lain dan tidak bukan adalah karakter kawakan Soul Calibur – Sophitia dan Rothian Alexander.
Hidup Patroklos sepertinya memang tidak terlepas dari tragedi. Pertemuannya dengan Pyrrha menyisakan kejutan lain yang tidak kalah menyedihkan. Pyrrha ternyata telah tumbuh menjadi bagian dari Soul Edge, menjadi salah satu dari para Malfested yang diperangi oleh Patroklos. Questnya untuk balas dendam pun otomatis berubah menjadi misi penyelamatan. Patroklos berusaha mencari pencerahan dan menghidupkan kembali sang pedang legendaris – Soul Calibur. Namun konsekuensi dari pertempuran ini sendiri tidak akan mudah. Pada akhirnya, perang antara Soul Calibur dan Soul Edge yang melibatkan dua bersaudara ini harus berujung pada satu konsekuensi pasti, salah satu dari mereka harus mati. Siapakah yang harus berkorban? Siapakah yang harus mati demi eksistensi yang lainnya? Anda harus memainkan game ini untuk mendapatkan jawabannya.
Hadir Dengan Plot Utama yang Lebih Jelas
Salah satu perbedaan yang paling mendasar dari Soul Calibur V dibandingkan seri Soul Calibur yang lain adalah kehadiran plot utama yang kini hadir dengan tema dan penyampaian yang lebih jelas. Jika pada Soul Calibur sebelumnya, cerita bergerak terpisah bergantung pada karakter utama yang Anda gunakan, maka di Soul Calibur V, Namco Bandai menggunakan proses pendekatan yang berbeda. Untuk menjelaskan alasan di balik kehadiran lusinan karakter baru dan tenggelamnya karakter lama, Namco Bandai menghadirkan sebuah mode baru bernama Story Mode. Di mode yang satu ini, plot utama yang menjadi tulang punggung lahirnya Soul Calibur V diceritakan lewat satu garis linear. Anda akan diminta untuk menggunakan karakter tertentu selama proses ini, sebagian besar melibatkan Patroklos dan Pyrrha.Selamat Datang Para Karakter Baru!
Plot yang bergerak di 17 tahun setelah event terakhir di Soul Calibur IV benar-benar memberikan Namco Bandai kebebasan untuk membawa Soul Calibur ke arah yang baru. Seperti halnya di dunia nyata, 17 tahun adalah waktu yang cukup lama bagi alam untuk menetapkan seleksinya, memilih mana yang layak untuk bertahan dan mana yang harus gugur di medan pertempuran. Konsep seperti ini tampaknya juga diterapkan Namco Bandai untuk Soul Calibur V. Ini adalah kesempatan yang tepat untuk menghadirkan sebuah seri Soul Calibur yang baru, sebuah era baru untuk sebuah franchise yang sudah begitu lama ada.Memang bukan perkara mudah untuk menghilangkan sebuah karakter yang pernah ada begitu saja, apalagi mereka yang selama ini populer dan seringkali menjadi favorit karena mekanisme gerakannya yang mudah untuk dikuasai. Hal ini juga tampaknya menjadi bahan pertimbangan utama Namco Bandai ketika mengambil kebijakan ini. Ada banyak hal yang terjadi selama 17 tahun terakhir di dunia Soul Calibur. Beberapa karakter ikonik lawas bahkan tidak mampu lagi untuk ikut bertarung menentukan nasib dunia karena usia, beberapa harus tewas di tangan Malfested. Namun jangan khawatir, para suksesor mereka sudah datang dengan kemampuan yang tidak jauh berbeda. Karakter-karakter inilah yang tampaknya akan menjadi pilar Soul Calibur di masa depan.
Agak berlebihan sebenarnya untuk menyatakan bahwa semua karakter ini adalah “baru”. Dari semua karakter yang ditawarkan, hanya Viola. Zwei, dan Patroklos yang datang dengan desain karakter dan gerakan yang benar-benar orisinil dan muncul di dunia Soul Calibur untuk pertama kalinya. Sementara yang lain? Sebagian besar murid yang dihadirkan di pertempuran ini mewarisi stance dan serangan yang mirip dengan guru mereka masing-masing, seperti misalnya Natsu dan Taki, Pyrrha mewakili Sophitia, Xiba dan Kilik, atau Yan Leixia yang mirip dengan Xianghua. Mengatakan mereka sebagai karakter baru? Sesuatu yang bisa disetujui jika hanya melihat tampilan desain semata. Namun jika Anda berkesempatan menjajalnya, Anda akan setuju bahwa mereka hanyalah karakter lama dengan wajah baru, tidak lebih.
Critical Edge – Sistem Gerakan Pemungkas yang Baru
Soul Calibur V secara garis besar memang tidak menawarkan mekanisme pertarungan yang sama sekali baru untuk ukuran sebuah franchise lawas. Ia masih menghadirkan sistem pertarungan senjata yang masih sama dengan seri-seri sebelumnya. Walaupun demikian, harus diakui bahwa Soul Calibur V datang dengan animasi gerakan yang lebih halus dan terasa lebih mengalir. Kontrol serangan yang kita lancarkan juga menghasilkan kecepatan dan ketepatan gerakan yang jauh lebih responsif. Lantas, apakah Namco Bandai tidak menyisipkan hal baru sama sekali untuk seri kelima ini? Tentu tidak. Soul Calibur V datang dengan sistem gerakan pemungkas baru bernama Critical Edge.Anda yang memainkan game ini untuk pertama kalinya tentu akan langsung menyadari bahwa Namco Bandai menghadirkan sebuah ekstra bar di sisi health bar para pertarung. Bar ini akan terisi secara otomatis setiap kali Anda melancarkan serangan yang menghasilkan damage atau kalah pada setiap ronde. Apa kegunaannya? Seperti pada game-game fighting arcade seperti KOF atau Street Fighter, Soul Calibur V juga menyediakan kesempatan bagi gamer untuk memastikan atau membalikkan kondisi pertarungan dengan mekanisme serangan besar baru bernama Critical Edge. Setiap kali bar ini terisi penuh, Anda bisa langsung mengeksekusi gerakan ini secara langsung dengan kontrol yang tidak terlalu sulit. Critical Edge hadir dengan animasi yang ditampilkan dengan luar biasa, sekaligus juga damage yang tidak main-main. Gerakan pemicu Critical Edge untuk semua pemain juga sama, sehingga Anda tidak perlu repot-repot harus menghafal kontrol untuk mengeksekusinya.
Hilangnya Salah Satu “Identitas Utama” Soul Calibur
Apa yang membuat Anda betah memainkan Soul Calibur di masa lalu? Sebagian besar Anda tentu setuju bahwa sistem Shop merupakan salah satu daya tarik yang paling utama. Sistem ini membuat Soul Calibur mampu memberikan atmosfer achievement yang mendorong Anda untuk memainkan game ini berulang kali. Dengan menyelesaikan tantangan tertentu, Anda diberi kesempatan untuk membeli potongan equipment, aksesoris, dan senjata tertentu dengan efek-efek khusus di pertarungan. Bagi gamer yang begitu menyanjung mode yang satu ini, Anda harus bersiap kecewa menyambut Soul Calibur V.Entah apa yang ada di pikiran Namco Bandai, namun satu yang pasti, mereka menghilangkan salah satu mode paling adiktif ini dari Soul Calibur V begitu saja. Tidak ada lagi sistem shop dan beragam harga yang harus Anda penuhi untuk dapat membuka perlengkapan di Creation Mode. Mekanisme ini diganti dengan sistem level-up ala game RPG. Setiap profile yang tercatat di Soul Calibur V akan memiliki sistem levelnya sendiri. Experience points didapatkan dari setiap pertarungan yang dijalani, besarnya tergantung pada kemenangan atau kekalahan yang Anda dapatkan. Semakin tinggi level Anda, semakin banyak pula pakaian dan aksesoris yang terbuka dan bisa Anda gunakan. Semuanya tersedia begitu juga secara otomatis. Mengecewakan.
Tidak hanya sistem shop saja yang dihilangkan, salah satu mode paling unik dari Soul Calibur – Exhibition Mode yang mempertontonkan kebolehan para karakter menguasai penggunaan senjata mereka masing-masing juga tetap tidak terlihat di Soul Calibur V. Sebuah kesalahan besar yang tetap dipertahankan sejak Soul Calibur IV, padahal banyak gamer yang secara terang-terangan menentang dihapuskannya mode ini.
Requiescat in Pace!
Dari semua jajaran petarung baru yang hadir di Soul Calibur V, mata semua gamer tentu langsung menuju pada sosok yang satu ini. Sebagai salah satu seri game fighting yang seringkali memuat karakter crossover dari franchise lain, keputusan Namco Bandai untuk menghadirkan assassin terbaik di industri game – Ezio Auditore memang tidak lagi mengejutan. Persoalannya kini ada pada seberapa baik Namco Bandai mengadaptasikan gerakan dan serangan milik Ezio agar mampu tampil selaras dengan keseluruhan sistem gameplay milik Soul Calibur. Hasilnya? Harus diakui, sedikit kurang seimbang.Jika sebagian besar karakter lain datang dengan kemampuan serang pada level dekat hingga menengah, Ezio datang dengan kemampuan yang begitu menonjol di serangan jarak jauh. Seperti halnya Cervantes dan senapan kunonya, Ezio juga memiliki panah yang dapat ditembakkan untuk menghasilkan damage pada bagian tubuh atas maupun bawah musuh. Hebatnya lagi, serangan proyektil ini tetap efektif walaupun dari ujung layar sekalipun. Akibatnya? Tidak tertutup kemungkinan Anda atau lawan Anda memanfaatkan celah ini untuk meraih kemenangan dengan mudah. Ezio juga memiliki kombinasi serangan jarak dekat yang cukup mumpuni untuk memukul mundur siapapun yang berusaha mendekati dirinya.
Kesimpulan
Bukan sesuatu yang mudah untuk mempertahankan keberlangsungan sebuah franchise game fighting hingga mencapai seri kelima. Di satu sisi, developer dituntut untuk menghadirkan sebuah seri dengan tetap mempertahankan sebuah identitas yang sama, sementara di sisi lain, ia juga harus menghadirkan sebuah sensasi dan pengalaman baru agar gamer sebagai calon konsumen tidak merasa kebosanan karenanya. Plot “17 Tahun Kemudian” yang dirilis oleh Namco Bandai harus diakui sebagai strategi yang cukup bagus untuk memenuhi kedua persyaratan di atas. Kehadiran karakter baru, karakter yang pensiun dan menua memberikan kesan bahwa Soul Calibur sendiri tumbuh dan berkembang mengikuti sebuah timeline yang dinamis.Plot yang digambarkan secara jelas lewat Story Mode dan mekanisme kontrol yang terasa lebih halus dan mengalir juga menjadi kekuatan Soul Calibur V. Kehadiran Critical Edge juga dapat dipandang sebagai usaha Namco Bandai untuk menghadirkan sebuah pertarungan berimbang yang tidak dapat diprediksi hasilnya. Menggunakan gerakan baru ini secara efektif akan membantu Anda memenangkan pertempuran, dalam kondisi kritis sekalipun. Pada akhirnya, semua elemen yang menarik ini dibungkus dalam visualisasi yang juga tidak mengecewakan. Sebuah game yang patut dijajal oleh semua penggemar game fighting.
Sayangnya, konsep “reboot” yang berusaha dihadirkan di seri ini harus menelan korban dan tewasnya identitas utama di semua franchise Soul Calibur selama ini. Alih-alih bertahan dengan sistem shop yang adiktif, Namco Bandai justru mendatangkan sistem level up yang tidak begitu menarik. Keterbatasan untuk mengakses Creation Mode, terutama berhubungan dengan senjata dan efek yang disertainya juga menjadi kekurangan yang patut menjadi perhatian. Pada kedua aspek ini, Soul Calibur V tampil mengecewakan.
Walaupun demikian, Soul Calibur V tetap menjadi sebuah game fighting yang tetap menarik untuk dimainkan. Memang ia datang dengan kelemahan yang terhitung esensial bagi para penggemar setia Soul Calibur, namun tidak lantas membuatnya menjadi sebuah game yang tidak layak untuk dimainkan. Namco Bandai menyuntikkan lebih banyak kelebihan yang akan mengalihkan pandangan Anda dari semua kekurangan tersebut.
Kelebihan
- Kualitas Grafis
- Gameplay yang mengalir lebih halus
- Plot Utama yang Diceritakan dengan Jelas
- Sistem Critical Edge
- Creation Mode yang memberikan kebebasan untuk berkreasi
- Kehadiran Ezio Auditore
Kekurangan
- Tidak ada lagi sistem Shop
- Creation Mode tidak menyertakan kebebasan untuk memodifikasi senjata
- Pakaian dan Equipment tidak lagi memiliki efek di pertarungan
- Level damage pada pakaian yang kurang menghibur
Tidak cocok untuk: penggemar SC yang merindukan pakaian ketat Taki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar